Esensinews.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi melemah di perdagangan pasar spot hari ini.
Pasalnya, tanda-tanda koreksi rupiah sudah terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF) dikutip CNBCIndonesia.
Pada Jumat (9/11/2018), berikut kurs dolar AS di pasar NDF dibandingkan penutupan pasar spot hari sebelumnya, mengutip Refinitiv:
| Periode | Kurs 8 November (16:00 WIB) | Kurs 9 November (07:42 WIB) |
| 1 Pekan | Rp 14.513 | Rp 14.645 |
| 1 Bulan | Rp 14.560 | Rp 14.722 |
| 2 Bulan | Rp 14.625 | Rp 14.785 |
| 3 Bulan | Rp 14.690 | Rp 14.863 |
| 6 Bulan | Rp 14.910 | Rp 15.010 |
| 9 Bulan | Rp 15.065 | Rp 15.240 |
| 1 Tahun | Rp 15.265 | Rp 15.415 |
| 2 Tahun | Rp 16.058 | Rp 16.013,3 |
Berikut kurs Domestic NDF (DNDF), yang terakhir kali diperbarui pada pukul 09:58 WIB kemarin:
| Periode | Kurs 5 November (15:07 WIB) |
| 1 Bulan | Rp 14.685 |
| 3 Bulan | Rp 14.790 |
Rupiah ditutup menguat 0,27% di perdagangan pasar spot kemarin. Mata uang Tanah Air menjadi yang terbaik di Asia dalam 3 hari perdagangan beruntun.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia.
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah.
Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu lalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing.
Editor : Rudy Heryanto
