Demi Pendidikan, Nursaka Bocah SD Setiap Hari Bolak-balik Indonesia-Malaysia

ESENSINEWS.com - Jumat/14/09/2018
Demi Pendidikan, Nursaka Bocah SD Setiap Hari Bolak-balik Indonesia-Malaysia
 - ()

Esensinews.com – Hari masih gelap. Waktu baru menunjukkan pukul 05.30 waktu Malaysia, atau pukul 04.30 WIB, Rabu (12/9/3018). Suasana di salah satu ruangan berukuran 4×3 meter yang semula sunyi, menjadi sedikit ramai.

“Saka, bangun. Sudah pukul 05.30, Nak,” terdengar suara Darsono (53) membangunkan anaknya.

Tak berselang lama, bocah berpostur gempal yang bernama lengkap Nursaka ini pun bangun.  Dia kemudian minum air putih hangat yang disiapkan oleh ayahnya sebelum membangunkannya tidur.

Setelah minum, Saka kemudian bergegas menuju kamar mandi. Selang beberapa menit kemudian dia keluar dengan handuk melingkar dipinggangnya. Sang ayah pun menghampirinya dan membantunya memakai seragam sekolah merah putih.

Tepat ketika Saka selesai berpakaian, Julini, sang ibu, pun terbangun. Sementara itu, adik Saka yang nomor dua, Yoga (5), dan adik bungsunya Nurman (1,5) masih terlelap tidur di kamarnya.

“Buku dan PR nya jangan lupa dibawa ya Saka,” pesan sang ibu saat melihat Saka yang sudah berpakaian seragam lengkap dengan dasi dan topi merah.

Nursaka (8), bocah SD asal Indonesia yang melintasi perbatasan Indonesia-Malaysia setiap hari demi bersekolah. Setiap pagi, dia dibantu ayahnya menyiapkan diri pergi ke sekolah di Entikong, Indonesia.

Saka kemudian meraih tasnya dan kembali memeriksa isinya. Semua lengkap. Dia pun kemudian bergegas menuju teras mengenakan sepatu.

Waktu di arloji sudah menunjukkan pukul 05.00 WIB atau pukul 06.00 waktu setempat. Suasana di luar rumah masih sangat gelap.

Saka kemudian berpamitan kepada ibunya dan menuju sebuah kantin yang terletak di tepi jalan Tebedu, Sarawak, Malaysia yang berjarak sekitar 200 meter dari tempat tinggalnya.

Di kantin itu, Saka ditemani sang ayah yang mencarikan tumpangan untuk dia berangkat menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong. Tak lama kemudian, seorang pria paruh baya yang biasa disapa Babe datang mengendarai mobil sedan proton keluaran lama.

“Saka nanti berangkatnya sama Babe ini ya,” ujar Darsono kepada Saka yang dijawab dengan anggukan kepala.

Jam dinding kantin menunjukkan pukul 07.00 waktu Malaysia. Pria yang dipanggil Babe tadi kemudian mengajak Saka untuk naik ke mobilnya. Saka pun mengikuti dari belakang.

Perlahan, mobil kemudian berjalan menuju ke PLBN Entikong. Perjalanan dari kediaman Saka menuju PLBN ditempuh kurang dari sepuluh menit, dengan jarak tempuh sekitar 3 kilometer.

Tiba di PLBN, Saka kemudian turun dari mobil dan berjalan menyeberang melintasi batas Indonesia-Malaysia. Dia kemudian menuju gedung megah buah karya pemerintahan Presiden Jokowi itu dan masuk melalui pintu kedatangan.

Saat tiba di konter pemeriksaan dokumen imigrasi, Saka kemudian mengeluarkan sebuah buku bersampul warna merah kepada petugas Imigrasi untuk di stempel.

Nursaka (8), bocah SD asal Indonesia yang melintasi perbatasan Indonesia-Malaysia setiap hari demi bersekolah. Dia tinggal bersama keluarganya di di Tebedu, Malaysia, dan berangkat ke sekolah setiap hari di Entikong, Indonesia. Setiap hari, dia harus terus membawa pas batas negara dan melintasi Imigrasi.Nursaka (8), bocah SD asal Indonesia yang melintasi perbatasan Indonesia-Malaysia setiap hari demi bersekolah. Dia tinggal bersama keluarganya di di Tebedu, Malaysia, dan berangkat ke sekolah setiap hari di Entikong, Indonesia. Setiap hari, dia harus terus membawa pas batas negara dan melintasi Imigrasi.

“Saya warga Indonesia…”

Buku merah itu adalah Pas Lintas Batas (PLB) milik ibu nya yang turut menyertakan foto Saka beserta kedua adiknya sebagai tanggungan pemilik dokumen tersebut.

Dengan ramah, petugas imigrasi menyambut dan melemparkan senyum kepada Saka. Setelah proses di Imigrasi usai, Saka kemudian menuju ke arah luar gedung. Tepat di pintu masuk, seorang ibu setengah baya mengenakan helm terlihat sudah menunggunya.

Ibu itu adalah ojek langganan yang saban hari menjemput Saka dari PLBN Entikong menuju sekolahnya di Sontas. Begitu juga saat pulang sekolah.

Saka kemudian naik ke atas motor bersama ibu tersebut dan menuju ke sekolahnya di Sontas, Kecamatan Entikong. Jarak dari PLBN menuju sekolahnya berkisar 4 hingga 5 kilometer.

Begitulah gambaran keseharian Nursaka, bocah berusia 8 tahun ini setiap hari selalu semangat untuk berangkat ke sekolah. Dia harus melintasi perbatasan antara negara Indonesia dengan negara Malaysia untuk berangkat ke sekolahnya.

Alasan Saka untuk bersekolah di Indonesia cukup sederhana.

“Karena saya warga Indonesia,” ujarnya singkat.

Saka mulai bersekolah di Entikong saat masuk TK Kartika. Saat itu, setiap hari secara bergantian Darsono dan istrinya, Julini mengantar dan menemani anaknya mulai dari berangkat hingga pulang sekolah bolak balik melintasi perbatasan.

Darsono mengaku, mereka menyekolahkan Saka di Entikong demi kemudahan mendapatkan akses pendidikan seperti warga Indonesia lainnya.

Pasalnya, jika harus menyekolahkan Saka di Tebedu, banyak syarat khusus yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, mereka memilih Entikong sebagai tempat Saka bersekolah meski harus bolak-balik setiap hari.

Darsono memiliki harapan besar terhadap putra sulungnya itu. Bagaimanapun kondisinya, dia akan berupaya agar Nursaka tetap bersekolah.

“Kehidupan kami di sini sudah susah, bertani menumpang kebun punya orang. Di Entikong pun kita sudah tidak punya apa-apa lagi. Jadi bagaimana pun saya upayakan Saka harus bisa tetap sekolah di tempat kita sendiri, di Indonesia,” katanya.

 

Sumber : Kompas.com

Tinggalkan Komentar

Kolom

Mungkin Anda melewatkan ini

Diprotes, Presiden Erdogan Tetap Resmikan Masjid Terbesar di Jerman

Diprotes, Presiden Erdogan Tetap Resmikan Masjid Terbesar di Jerman

Usut Tuntas Peran Luhut Panjaitan di Tambang Emas Seputar Intan Jaya, Papua

Usut Tuntas Peran Luhut Panjaitan di Tambang Emas Seputar Intan Jaya, Papua

Anies Didesak Alihkan Anggaran Formula E Untuk Antisipasi Banjir

Anies Didesak Alihkan Anggaran Formula E Untuk Antisipasi Banjir

Teguh Santosa Sebut Jenderal Andika Pantas Jabat Panglima TNI

Teguh Santosa Sebut Jenderal Andika Pantas Jabat Panglima TNI

KPK Telusuri Korporasi Pengembangan Kasus Suap Proyek Meikarta

KPK Telusuri Korporasi Pengembangan Kasus Suap Proyek Meikarta

Tag

Baca Informasi Berita Aktual Dari Sumber terpercaya