Esensinews.com – Mantan Menteri Koordinator bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli memastikan masih independen dan belum menentukan sikap untuk mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2019.
Sikap politiknya akan ditentukan pada bulan September atau setelah kedua calon ditetapkan secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
“Banyak pemberitaan dan pertanyaan, Rizal Ramli mendukung capres yang mana. Pada titik ini kami belum menentukan sikap apa-apa,” kata Rizal dalam konferensi pers yang digelar di Anomali Coffee, di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, seperti dikutip CNN Selasa (28/8/2018).
Rizal beralasan dirinya akan terlebih dahulu mengkaji ulang visi dan misi para calon yang akan bertanding sebelum menentukan sikap politik. Khususnya terkait bidang ekonomi.
“Kami akan me-review siapa dari kedua calon ini yang punya program konkrit yang mampu membalikan situasi ekonomi dari lampu merah jadi ekonomi normal,” kata Rizal.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini mengatakan kajian terhadap visi dan misi di bidang ekonomi ini penting dilakukan. Apalagi melihat situasi saat ini, kondisi ekonomi Indonesia sedang melemah akibat penerapan sistem ekonomi neo-liberal.
Meskipun demikian, ini bukan berarti dirinya tidak akan mendukung Joko Widodo (Jokowi) pada pilpres 2019 nanti.
“Mohon maaf, selama ini Jokowi tidak berhasil dan malah membuat risiko. Tapi siapa tahu ada fikiran baru, mau ninggalin ini (sistem ekonomi neo-liberal saat ini) dan punya program memulihkan,” kata Rizal.
Terkait dengan pihak-pihak yang sebelumnya mendukung dirinya sebagai calon wakil presiden, Rizal mengatakan bahwa sebagian sudah terpecah dengan bersikap memilih pada kubu Jokowi maupun Prabowo Subianto Namun sebagian lagi masih belum menentukan pilihan.
Di lain sisi, pihak-pihak yang mendorong dirinya merapat pada salah satu kubu pun juga banyak. Namun, tegas Rizal, dia masih ingin melihat dan mengkaji visi dan misi para capres-cawapres yang ada sebelum menentukan sikap.
“Mau mengkaji capres mana yang betul-betul ingin meninggalkan garis neoliberalisme. Siapa capres yang mampu meningkatkan kemakmuran, mencerdasakan bangsa, dan siapa yang mampu membawa kita pada perubahan lebih baik,” kata Rizal.