Esensinews.com – Kasus penistaan agama Meilana di Sumatera Utara (Sumut) harusnya tidak terjadi. Dimana dia dituntut 1,5 tahun penjara atas kasus penistaan agama.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) hal ini bisa saja ke penggorengan isu politik.
“Kita harus tahu ranah ini dimana, untuk kasus ini sebetulnya perlu mediasi agar jangan sampai terulang dan memakan korban,” kata dia.
Karyono pun menilai ini memang sengaja dimainkan di saat pilpres. Ini bisa menggerus elektabilitas calon presiden. Kalau kasus agama di jawab oleh agama kalau politik di jawab oleh politik. “Jangan mencampur adukan hal tersebut,” tegasnya.
Dan kata dia, petahanalah yang dirugikan. Kita harus lihat beberapa aspek, jangan hanya dari sisi agama tapi psikologis, sosial dan aspek politik.
“Kalau yang bersangkutan minta maaf kan gak oerlu di lanjutkan dan di blow up di media, jangan buat gaduh ini tahun pilpres,” kata dia.
Selanjutnya, Karyono mengingatkan agar semua pihak tetap menjaga konduktifitas dan kredibilitas, jangan sampai ada yang bisa menunggangi di balik kasus ini demi political interest atau kepentingan politiknya.
“Masyarakat harus cerdas mana settingan politik dan murni kasus, terus mana politisasi agama atau bertopeng dibalik agama, bagi saya agama sakral,” kata dia.
Editor : Alan