Rembuk Nasional 98 : Tenangnya Jokowi Didampingi Moeldoko, Intrik, Mistik atau Kode Politik?

ESENSINEWS.com - Sabtu/07/07/2018
Rembuk Nasional 98 : Tenangnya Jokowi Didampingi Moeldoko, Intrik, Mistik atau Kode Politik?
 - ()

Di senjakala hari ini, Jokowi datang ke acara Rembuk Nasional 1998 bersama Moeldoko, kepala KSP yang adalah mantan panglima TNI. Jokowi memang sulit sekali untuk ditebak. Namun izinkan penulis untuk mulai menebak satu persatu mengenai potensi gerakan politik yang ada.

Raut wajah Jokowi tenang dan teduh berada di samping Moeldoko. Aura Jokowi terlihat lebih nyata, ketika ia ditemani oleh Moeldoko. Raut wajah Jokowi begitu teduh.

Senyumannya begitu santai. Dalam hal ini, Jokowi terlihat begitu nyaman berada di sebelah Moeldoko dan Adian Napitupulu, seorang aktivis 98 yang masih sangat idealis.

Raut wajah yang teduh dari Jokowi di acara Rembuk Nasional ’98, memperlihatkan dirinya tenang. Postur duduknya Jokowi begitu santai.

Melihat sebelah kirinya, Moeldoko begitu serius. Dengan kacamata photochromic yang bisa menghitam ketika terekspos cahaya, Moeldoko nampak begitu gagah, dengan mata elangnya yang begitu tajam.

Wajahnya yang serius, memperhatikan kondisi dan situasi. Padahal kita tahu, bahwa ia bukan lagi panglima TNI yang menjaga presiden. Ia saat ini adalah kepala Kantor Staf Presiden, yang seharusnya bisa lebih kompromi terhadap keamanan. Ya, itulah loyalitas.

Akan tetapi, tangan kanan Jokowi ini masih terlihat sedikit canggung. Ia kaku, seperti prajurit yang menjaga keselamatan panglimanya. Panglima yang setia kepada panglimanya, Joko Widodo. Ia adalah sosok yang menjaga keamanan atasannya.

Moeldoko hadir, menemani Jokowi, melindungi bos besarnya. Bahkan terlihat dari cara duduk yang kaku, aura Moeldoko dan Jokowi mengalami sebuah keadaan “resonansi”.

Aura yang beresonansi, memperbesar aura masing-masing tokoh. Bukan dua kali lebih besar auranya, melainkan berkali-kali lebih besar.

Bahkan saking sulitnya melihat langsung ke arah duet maut ini, banyak orang yang sangat bangga mengambil gambar dari layar lebar, tempat diperbesarnya wajah mereka berdua, bersama Adian Napitupulu.

Ketiga orang ini, Jokowi, Moeldoko, dan Adian, saling beresonansi. Aura ketiga orang ini begitu memenuhi ruangan. Mereka adalah tiga orang yang menjunjung tinggi nasionalisme, keagamaan, persatuan dan kesatuan nusa dan bangsa, Indonesia.

Sepertinya jika mereka bersanding bersama-sama di pilpres 2019, rasanya tidak sulit bagi mereka, untuk membuat dunia tunduk di hadapan negara Indonesia. Tentu besar harapan kita, bahwa Jokowi bisa menggaet pasangan yang cocok.

Moeldoko menemani Jokowi, melindungi bos besarnya. Bahkan terlihat dari cara duduk yang kaku, aura Moeldoko dan Jokowi mengalami sebuah keadaan “resonansi”.

Tidak tanggung-tanggung, Ngabalin pun diletakkan sebagai staf ahli. Ngabalin terlihat begitu menikmati posisinya. Ia bersuara, isu terhadap Jokowi bisa langsung hilang tak berbekas. Serangan Fadli Zon kepada Jokowi, dijawab santai oleh Ngabalin.

Sosok itu adalah Moeldoko. Dengan tangan dingin, ia melindungi presiden. Jiwa nya sebagai tentara tidak hilang. Malah di dalam KSP, Moeldoko makin terekspos. Ia layak menjadi pemimpin di Indonesia. Ia layak menjadi cawapres.

Betapa tidak, Jokowi yang diterpa isu itu tidak jatuh? Ada orang-orang dekat dan para pembela Jokowi. Moeldoko adalah anak santri, anak petani, dan prajurit. Memang menjadi sosok yang besar itu sulit.

Menjadi presiden itu sulit. Biarkan Jokowi saja. Menjadi presiden tidak dengan pamer dada, apalagi puting.

Selamat untuk para peserta Rembuk Nasional 98! Acara kalian yang kabarnya dipersulit itu, dihadiri oleh Joko Widodo dan Moeldoko. Semoga saja mereka bisa menjadi pemberi harapan dan asa untuk mengobarkan semangat Pancasila, keagamaan, dan nasionalisme!

Begitulah kodok-kodok.

Kok kodok-kodok? Ya itu, Jokowi Moeldoko. Kalau disingkat, kodok!

 

Penulis : Manuel Mewengkang

Tinggalkan Komentar

Baca Informasi Berita Aktual Dari Sumber terpercaya